Solusi Anak Terlambat Bicara

“Anak saya berumur 3 tahun  tetapi belum lancar bicaranya. Saya jadi sulit memasukkannya ke playgroup.”

“Anak saya sudah 2 tahun, kok bicaranya cuma ‘mama,’ dan ‘papa,’ ya? Anak-anak lain seusianya sepertinya sudah banyak bicaranya?”

Pertanyaan-pertanyaan di atas tidak jarang muncul ketika orangtua membandingkan kondisi anaknya dan merasa cemas melihat keterlambatan anak dalam berbicara.
Di lain sisi, terkadang anak dengan gangguan bicara dan bahasa terlambat mendapat perhatian karena orangtua berpikir “Ah, tidak apa-apa, nanti juga bisa bicara” atau “Dia hanya terlambat mulai saja, nanti dia pasti akan mengejar.”

Keterlambatan bicara dan bahasa dialami oleh 5-8% anak usia prasekolah. Agar dapat mengetahui kapan seorang anak terlambat bicara, terlebih dahulu kita perlu mengenal tahapan perkembangan bicara normal.

USIA 0 - 6 BULAN
Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya.
Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara seperti “aah” atau “uuh” yang dikenal dengan istilah “cooing.” Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara.
Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.
Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat merespons terhadap namanya sendiri dan mengenali emosi dalam nada bicara.
Cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya “papapapapa,” “dadadadada,” “bababababa,” “mamamamama.”
Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.

WASPADA BILA: tidak ada babbling.

USIA 6 - 12 BULAN
Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti “ya,” “tidak,” “habis.” Saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama” dan “papa” tanpa arti.
Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan “mama” dan “papa” (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal “lihat itu,” “ayo sini”). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (“dadah”). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya.
Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

WASPADA BILA: bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan atau ekspresi wajah kurang pada usia 12 bulan.

USIA 12 - 18 BULAN
Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (misal: “Tolong ambilkan mainan itu”).
Kosakata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata.
Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.
WASPADA BILA: tidak ada kata berarti pada usia 16 bulan.

USIA 18-24 BULAN
Dalam kurun waktu ini anak mengalami “ledakan bahasa”.
Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (misal: “mama mandi,” “naik sepeda”) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.

WASPADA BILA: Tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan

USIA 2-3 TAHUN
Setelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata – mendekati usia 3 tahun bahkan 3 kata atau lebih – dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak.

USIA 3-5 TAHUN
Anak pada usia ini tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang (> 4 kata) saat berbicara.
Pada usia 4 tahun, bicaranya sepenuhnya dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya.

Apabila terdapat salah satu tanda waspada di atas, bawalah anak Anda ke dokter anak. Secara umum, pada usia berapapun, bawalah anak ke dokter jika ia menunjukkan kemunduran dalam kemampuan berbicara atau kemampuan sosialnya.

PENYEBAB KETERLAMBATAN BICARA

Keterlambatan bicara dapat disebabkan gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata (dikenal sebagai gangguan artikulasi). Untuk mengetahui penyebab keterlambatan bicara, perlu pemeriksaan yang teliti oleh dokter.

PERAN ORANGTUA
Orangtua dan lingkungan terdekat memegang peranan penting dalam perkembangan bicara dan bahasa seorang anak. Kosakata anak berbanding lurus dengan jumlah kata yang didengarnya pada masa kritikal perkembangan bicaranya.
Rajinlah berbicara dan berkomunikasi dengan anak, dimulai pada masa bayi. Kapanpun, di manapun Anda berada bersama anak Anda, katakanlah apa yang sedang terjadi, apa yang sedang Anda lakukan, dan sebutkan nama benda-benda yang ditemui. Walau bayi yang sangat muda belum bisa berbicara, kata-kata yang didengarnya akan menjadi bekal dalam perkembangan bicara dan bahasanya!
Membacakan cerita adalah cara yang baik untuk meningkatkan kosakata anak. Bayi dan anak kecil biasanya tertarik pada cerita yang bersajak. Sembari membaca, anak dapat diajak menunjuk gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk.

BAGAIMANA HD MENOLONG?
Untuk  membantu meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara dan menerima hal-hal baru maka HDI memiliki duo serangkai yang sangat tepat sebagai nutrisi tumbuh kembang anak.
1) Honey Bee Pollens
nutrisi tumbuh kembang anak
Sangat dianjurkan sebagai nutrisi alami untuk tumbuh kembang anak karena:
- Memiliki kandungan 18 asam amino termasuk asam amino esensial, termasuk omega 3 dan omega 6, yang merupakan zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
- Vitamin dengan sprektrum lengkap, terutama Vitamin B12 dan E. Juga vitamin B1, B2, B3, B5, C, dan vitamin D dengan jumlah yang signifikan yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, perbaikan, dan pemeliharaan sel tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah sakit.
- Sejumlah mineral penting, termasuk kalsium, fosfor, zat besi, sodium, potassium, aluminium, dan magnesium.
- Antioksidan, enzim, dan co-enzim yang diperlukan untuk proses pencernaan makanan serta proses sintesa dalam tubuh.
- Karbohidrat dan asam lemak.
Dianjurkan untuk anak usia 6 bulan ke atas.

2) Clover Honey
 Merupakan madu asli tanpa pemrosesan sehingga amat baik dikonsumsi baik oleh anak maupun dewasa.
nutrisi untuk anak


HDI memiliki surat keterangan yang berisi hasil evaluasi Yayasan Pendidikan Lasipala Bina Wicara, Bogor, yang menyatakan bahwa 95% anak yang mengonsumsi Honey Bee PollenS dan Clover Honey menunjukkan perkembangan positif dalam kemampuan bicara serta konsentrasi belajar dan daya tahan tubuh yang meningkat.
***
info dan pemesanan, silahkan menghubungi:
icha 
WA/Telp: 085267504271

0 Response to "Solusi Anak Terlambat Bicara"

Posting Komentar

Harap memberikan komentar yang relevan dengan post, bukan spam, dan tidak menggunakan kata-kata kasar atau menyinggung SARA.
Terimakasih.