Penyakit Usus Buntu (Apenditis)

Usus buntu adalah organ berbentuk seperti cacing berukuran 5-10 cm yang terdapat di sisi kanan bawah perut. Tidak ada yang tahu kenapa kita memiliki usus buntu namun sering dikaitkan dengan stimulasi sistem pertahanan tubuh untuk menghadapi serangan dari kuman. namun jika kita mengalami pembengkakan dan peradangan pada usus buntu atau apendisitis, dapat menyebabkan komplikasi serius.
Penyebab usus buntu seringkali disebabkan oleh bakteri atau pola makan yang buruk, sering mengonsumsi makanan dengan bahan pengawet atau berbahan kimia

apendisitis
Gejala Usus Buntu:
  1. Tidak nafsu makan
  2. Usus buntu biasanya dibarengi demam tinggi.
  3. Mengalami rasa mual yang dibarengi dengan muntah. Awalnya terlihat seperti penyakit mual biasa, namun jika tidak berhenti lebih dari 12 jam sebaiknya segera pergi ke dokter.
  4. Sembelit
  5. Dalam banyak kasus usus buntu, sakit perut yang parah biasanya dibarengi dengan diare. Kotoran yang dikeluarkan biasanya mengandung lendir.
  6. Rasa sakit mulai dari sekitar pusat kemudian menjalar ke sisi kanan bawah perut.
  7. Rasa lembut ketika menekan perut kanan bawah.
  8. Jika kaki dilipat lalu ditekan ke perut akan terasa sakit menusuk
  9. Rasa sakit awalnya terasa biasa, namun dalam hitungan jam bisa menjadi semakin parah sampai penderita sulit melakukan apapun ketika mengalami sakit ini.
  10. Rasa nyeri di perut kanan bawah ketika daerah tersebut ditekan kemudian dilepaskan.
  11. Perut bengkak.
  12. Sakit saat buang air kecil.

Penyebab Usus Buntu
  • Penyumbatan
Limbah makanan atau sepotong tinja keras dapat memblokir usus buntu sehingga menyebabkan peradangan. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media yang baik buat bakteri untuk berkembang biak.
  • Infeksi
Radang urus buntu juga bisa disebabkan nfeksi, seperti infeksi virus gastrointestinal. Dalam kasus usus buntu, bakteri usus buntu berkembang biak dengan cepat, menyebabkan usus buntu meradang, bengkak, dan dipenuh nanah. Jika tidak segera diobati, usus buntu bisa pecah.
  • Kelenjar getah bening yang bengkak dalam dinding usus.
Pembengkakan ini biasanya berkembang setelah terjadi infeksi saluran pernapasan atas.
Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan :
  • Terjadinya infeksi rongga perut (peritonitis) yang bisa berakibat fatal. Peritonitis adalah infeksi akibat bakteri yang menyebar ke selaput yang melapisi perut bagian dalam atau peritoneum. Gejalanya meliputi sakit perut yang parah dan terus-menerus, muntah, detak jantung cepat, demam, daerah perut yang bengkak, serta napas pendek dan terengah-engah. Komplikasi ini biasanya ditangani dengan pemberian antibiotik dan operasi pengangkatan usus buntu.
  • Terbentuknya abses. Abses merupakan kantong kumpulan nanah yang menyakitkan. Komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh untuk mengatasi infeksi akibat usus buntu yang pecah. Penanganannya dilakukan dengan penyedotan nanah dari abses atau terkadang dengan antibiotik. Jika ditemukan dalam operasi, abses dan bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan diberi antibiotik.
  • Pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan.
  • Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.

Dokter biasanya akan menanyakan gejala-gejala Anda sebelum mengadakan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:
  1. Pemeriksaan fisik untuk mengonfirmasi rasa sakit pada perut. Bagian di sekitar usus buntu (perut kanan bawah) akan ditekan secara perlahan-lahan.
  2. Tes darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih yang mengindikasikan adanya infeksi.
  3. Tes urin untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain, misalnya infeksi saluran kemih atau batu ginjal.
  4. CT scan atau USG untuk memeriksa usus buntu Anda bengkak atau tidak.
  5. Pemeriksaan organ intim dan tes kehamilan untuk wanita yang belum menopause untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit yang berhubungan dengan organ kewanitaan.

Pengobatan Penyakit Usus BuntuLangkah pengobatan utama untuk penyakit usus buntu adalah lewat operasi pengangkatan usus buntu atau yang dikenal dengan istilah apendektomi.
Menjalani operasi jauh lebih aman daripada menunggu hasil konfirmasi adanya peradangan usus buntu karena risiko pecahnya usus buntu akan bertambah. Pengangkatan usus buntu tidak akan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Penyakit usus buntu juga bisa menyebabkan gumpalan atau benjolan pada usus buntu yang terdiri dari jaringan usus buntu dan lemak. Benjolan terbentuk karena upaya alami tubuh untuk mengobati penyakit ini. Dokter biasanya tidak menganjurkan Anda untuk segera menjalani operasi. Anda akan diberikan antibiotik selama beberapa minggu agar infeksi gumpalan usus buntu berkurang sebelum dioperasi.

Sama seperti semua operasi, apendektomi tetap memiliki risiko seperti terbentuknya infeksi luka operasi serta pendarahan. Tetapi operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang.

Ada dua jenis apendektomi yang dapat dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau ‘lubang kunci’ dan bedah sayatan terbuka. Keduanya dilakukan dengan pembiusan total.
Operasi pengangkatan usus buntu lewat ‘lubang kunci’ (laparoskopi) lebih banyak dipilih, terutama untuk pasien manula atau yang mengalami obesitas. Laparoskopi hanya membutuhkan beberapa sayatan kecil pada perut untuk mengangkat usus buntu. Karena itu, masa pemulihan pasien akan jauh lebih cepat. Pasien biasanya akan diizinkan pulang setelah beberapa hari atau bahkan 24 jam.

Tetapi tidak semua penderita usus buntu dapat menjalani operasi laparoskopi, misalnya karena usus buntu sudah pecah atau infeksinya yang sudah menyebar. Jika ini terjadi, penderita membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka untuk mengangkat usus buntu sekaligus membersihkan rongga perut.
Proses operasi ini membutuhkan masa pemulihan selama satu minggu sebelum pasien diizinkan pulang. Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam 2-3 minggu, tapi sebaiknya menghindari aktivitas berat setidaknya selama 1,5-2 bulan setelah operasi.

Pemantauan masa pemulihan juga sangat penting. Segera hubungi dokter atau rumah sakit tempat Anda dioperasi jika Anda mengalami gejala-gejala infeksi seperti muntah-muntah, rasa nyeri dan pembengkakan yang semakin parah, demam, luka operasi terasa panas, atau ada cairan yang keluar dari luka operasi.

Bagaimana HD Menolong?
Jika usus buntu belum meradang atau pecah, Anda dapat menggunakan madu asli Clover Honey, DT. Enzymemineral, dan Propolis Tablet untuk memperbaiki saluran cerna dan proses pencernaan makanan serta menghilangkan sumbatan pada usus buntu, dan mengatasi infeksi.
***

info dan pemesanan, silahkan menghubungi:
icha 
WA/Telp: 085267504271

0 Response to "Penyakit Usus Buntu (Apenditis)"

Posting Komentar

Harap memberikan komentar yang relevan dengan post, bukan spam, dan tidak menggunakan kata-kata kasar atau menyinggung SARA.
Terimakasih.