Autisme: Kenali Gejalanya Sejak Dini


Autisme adalah suatu gangguan yang ditandai oleh melemahnya kemampuan bersosialisasi, bertingkah laku dan berbicara, sering disebut dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD).
Studi yang diterbitkan oleh Autism Speaks menunjukkan bahwa jalur biokimia penderita autisme tidak berfungsi optimal. Jalur ini termasuk detoksifikasi, eliminasi logam berat, pencernaan, fungsi kekebalan dan integritas usus, seperti dilansir dari foxnews, Rabu (6/6/2012).
http://menjadi-terbaik.blogspot.com/2014/01/autisme-kenali-gejalanya-sejak-dini.html
Penyebab Umum Autisme:
  • Genetik.
    Kejadian autisme pada saudara kembar yang berasal dari satu zigot lebih banyak terjadi daripada yang berasal dari dua zigot.
  • Virus.
    Terutama virus Rubella dan Cytomegalo yang menginfeksi ibu hamil pada trisemester pertama, sering memberikan resiko kejadian autisme yang tinggi. Penggunaan vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella) yang disuntikkan pada saat anak berusia 16 bulan mengandung zat kimia berbahaya yang mengandung zat pengawet thimerosal dengan ethilmerkuri didalamnya yang diketahui sebagai penyebab utama sindrom autisme.
  • Gangguan fungsi imun.
    Terjadi karena penurunan sel T-helper yaitu TH1 (memerangi virus dan jamur) dan TH2 (memproduksi antibodi dan bertanggungjawab terhadap reaksi alergi).
  • Kelainan organ otak.
    Terdapat kelainan di daerah sistem limbic: amigdala dan hipokampus (pengatur emosi, agresivitas, masukan sensori, serta proses belajar). Juga adanya defisiensi sel purkinje dalam serebelum (pusat untuk pemusatan perhatian).
  • Gangguan GIT.
    Jamur dan bakteri yang resisten terhadap antibiotika mengalami pertumbuhan berlebihan sehingga menghasilkan bahan kimia glitoxin yang berpengaruh terhadap fungsi otak.
    Jamur dan bakteri tersebut dapat pula menempel ke dinding usus dan mengeluarkan enzim yang merusak epitel usus dan menyebabkan kebocoran (leaky gut syndrome) sehingga mengganggu produksi enzim pencernaan dan menyebabkan proses pencernaan menjadi tidak sempurna. Protein yang tidak tercerna sempurna berubah menjadi peptide, terserap ke dalam darah dan akhirnya meracuni otak karena dapat menjadi false transmitter dan berfungsi sebagai opium / morfin di dalam otak sehingga menyebabkan terganggunya fungsi otak (persepsi, kognisi, emosi, dan perilaku).
    Pada bayi baru lahir sel yang mengandung IgA, Imunoglobulin utama di sekresi eksternal, jarang ditemui di saluran cerna, belum sempurnanya saluran cerna pada anak mengakibatkan integritas mukosa usus dan peristaltic yang merupakan pelindung masuknya allergen ke dalam tubuh tidak mampu menahan masuknya allergen tersebut. Pada usus imatur (tidak matang) sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.
  • Paparan logam berat.
    Dapat masuk malalui makanan, cairan, cat, dan obat-obatan. Penderita autisme kehilangan kemampuannya dalam mendetoksifikasi toksin dan cenderung mengalami defisiensi glutathione (suatu elemen kunci bagi hati untuk melindungi tubuh dari substansi yang tidak diinginkan).
  • Kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi tertentu.
    Adanya defisiensi zinc pada penderita autisme sehingga menyebabkan gangguan metabolism melationin dalam tubuh dimana melationin tersebut digunakan dalam mendetoksifikasi logam berat dalam tubuh yang dapat mengakibatkann kerusakan otak.
Tanda Dan Gejala Awal
  • 0 – 6 bulan
- Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
- Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
- Tidak “babbling”
- Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu
- Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan
- Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

  • 6 – 12 bulan
- Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
- Gerakan tangan dan kaki berlebihan
- Sulit bila digendong
- Tidak “babbling”
- Menggigit tangan dan badan  orang lain secara berlebihan
- Tidak ditemukan senyum sosial
- Tidak ada kontak mata
- Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

  • 1 – 2 tahun
- Kaku bila digendong
- Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da)
- Tidak mengeluarkan kata
- Tidak tertarik pada boneka
- Memperhatikan tangannya sendiri
- Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus
- Mungkin tidak dapat menerima makanan cair

  • 2 – 3 tahun
- Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain
- Melihat orang sebagai “benda”
- Kontak mata terbatas
- Tertarik pada benda tertentu
- Kaku bila digendong

  • 4 – 5 tahun
- Sering didapatkan ekolalia (membeo)
- Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)
- Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah
- Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala) dan temper tantrum


Namun, selain tanda dan gejala awal yang dapat dilihat diatas, terdapat juga beberapa gejala umum yang pasti dapat terlihat apabila seseorang menderita autisme. Gejala tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan Sosial

Penderita autisme mengalami kerusakan interaksi social dan seringkali kurang perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Berikut adalah karakteristik (tanda dan gejala) sehubungan dengan gangguan (kerusakan) interaksi social penderita autisme :
a. Menolak / menghindar untuk beratatap muka
b. Tidak menoleh jika dipanggil, sehingga seringkali diduga tuli
c. Menolak atau merasa tidak senang jika dipeluk
d. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.
e. Hidup dalam dunianya sendiri (tidak mau berbagi kesenangannya dengan orang lain).
f. Menjauh bila didekati saat ia sedang bermain

2. Komunikasi
Sepertiga atau setengah dari individu yang menderita autisme kemampuan perkembangan komunikasi alaminya tidak terjadi, baik secara verbal maupun non-verbal. Gangguan komunikasi tersebut dikarakteristikkan dengan antara lain :
a. Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat terjadi.
b. Menggunakan kata tanpa menghubungkan dengan arti yang lazim digunakan.
c. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat.
d. Kata-kata tidak dapat dimengerti orang lain.
e. Tidak menggunakan kata dalam konteks yang sesuai.
f. Ekolia (meniru/membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya.
g. Bicara monoton seperti robot.
h. Mimik datar.

3. Bermain
Penderita autis mengalami gangguan bermain, karakteristinya antara lain :
a. Bermain sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabun menjadi satu deretan yang panjang, memutar bola pada mainan mobil dan mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama.
b. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi.
c. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya.
d. Tidak menyukai boneka, tetapi lebih menyukai benda yang kurang menarik seperti botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya
e. Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura.
f. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak.
g. Perilaku yang ritualistik sering terjadi sulit mengubah rutinitas sehari hari, misalnya bila bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila bepergian harus melalui rute yang sama.

4. Perilaku
Anak dengan autisme mengalami gangguan dalam perilaku sehari-harinya, karakteristiknya antara lain :
a. Sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya
b. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah.
c. Mengulang suatu gerakan tertentu atau repetitive behavior (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga sering menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala atau membenturkan kepala di dinding
d. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri.
e. Gangguan kognitif, tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya.

5. Perasaan dan Emosi
Gangguan perasaan dan emosi juga dialami oleh penderita autisme, gangguan tersebut dikarakteristikkan dengan antara lain :
a. Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata
b. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan
c. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum) bila keinginannya tidak didapatkannya, bahkan bisa menjadi agresif dan merusak.
d. Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan anak lain

6. Persepsi Sensoris
Gangguan persepsi sensoris juga terdapat oleh penderita autisme dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
b. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja
c. Bila mendengar suara keras, menutup telinga.
d. Menangis setiap kali dicuci rambutnya.
e. Merasa tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu.
f. Tidak menyukai rabaan atau pelukan. Bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari pelukan.


Ragam Terapi Yang Membantu:
 1. Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.

2. Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.

3. Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.

4. Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

5. Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.

6. Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.

7. Terapi Perilaku
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,

8. Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

9. Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal ini dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.

10. Terapi Biomedik
Terapi biomedik menemukan bahwa gejala-gejala anak autisme diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Lebih banyak penderita autis mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

Bagaimana HD Menolong
HD dapat digunakan sebagai salah satu terapi biomedik, dimana melalui nutrisi lengkap yang terdapat di dalam produk HD, dapat diharapkan terjadinya kemajuan menggembirakan dari anak yang menderita autis.
Produk HD yang dapat digunakan untuk membantu penderita autis:
1) Honey Bee Pollens
- Memiliki kandungan 18 asam amino termasuk asam amino esensial  y ang merupakan zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
- Vitamin dengan sprektrum lengkap, terutama Vitamin B12 dan E. Juga vitamin B1, B2, B3, B5, C, dan vitamin D dengan jumlah yang signifikan yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, perbaikan, dan pemeliharaan sel tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah sakit.
- Sejumlah mineral penting, termasuk kalsium, fosfor, zat besi, sodium, potassium, aluminium, dan magnesium.
- Antioksidan, enzim, dan co-enzim yang diperlukan untuk proses pencernaan makanan serta proses sintesa dalam tubuh.
- Karbohidrat dan asam lemak.

High Desert memiliki surat keterangan yang berisi hasil evaluasi Yayasan Pendidikan Lasipala Bina Wicara, Bogor, yang menyatakan bahwa 95% anak penyandang autisme yang mengonsumsi HDI Honeybee PollenS dan HDI Clover Honey menunjukkan perkembangan positif berupa nafsu makan bertambah, konsentrasi belajar meningkat, hiperaktivitas berkurang, mimisan dan ingus berhenti, serta daya tahan tubuh meningkat.
http://menjadi-terbaik.blogspot.com/2014/01/autisme-kenali-gejalanya-sejak-dini.html
Honey Bee Pollens


2) Clover Honey
 Merupakan madu asli tanpa pemrosesan sehingga amat baik dikonsumsi baik oleh anak maupun dewasa.
Pada kasus autisme, Clover Honey akan berperan sebagai prebiotik yang meningkatkan kinerja bakteri baik dalam usus sehingga dapat membantu memperbaiki proses pencernaan.

3) Royale Jelly Liquid
- Mengandung asam lemak esensial. Royal Jelly merupakan satu-satunya produk alami yang memiliki kandungan 10-HAD (trans-10-hydroxy-2-decenoid acid).
- Vitamin C, A, D, E, K, dan B kompleks (seperti B1, B2, B6, B12, biotin, asam folat, dan inositol). Selain itu juga kaya akan B5 (asam pantotenat) yang dikenal khasiatnya untuk mengurangi tingkat stress.
- Asetilkolin yang bertanggungjawab dalam perkembangan otak.
- Enzim dan ko-enzim.
- Mineral.

4) Dt. Enzymemineral
 Dengan enzim bromelain, enzim papain, dan berbagai mineral membantu menguraikan zat makanan agar mudah diserap tubuh, membantu proses penyembuhan luka, serta mengurangi pembengkakan atau peradangan di lambung, seperti yang kerap dialami penderita gastritis, dan terbukti aktif membantu melancarkan pencernaan, serta mencegah rasa panas dalam lambung.

***

info dan pemesanan, silahkan menghubungi:
icha 
WA/Telp: 085267504271

0 Response to "Autisme: Kenali Gejalanya Sejak Dini"

Posting Komentar

Harap memberikan komentar yang relevan dengan post, bukan spam, dan tidak menggunakan kata-kata kasar atau menyinggung SARA.
Terimakasih.