Cerebral Palsy

Dapat dikatakan bahwa fase kehamilan seorang ibu sangat menentukan kualitas yang dilahirkannya, karena pada fase itu janin terkonfigurasi. Banyak masalah anak yang didapatnya sejak dari kandungan, seperti hydrocepalus, pneumonia, dan penyakit yang satu ini: Cerebral Palsy.

cidera pada otak
Data mencatat bahwa saat ini anak Indonesia yang menderita CP berjumlah lebih dari seribu anak per satu juta kelahiran. Jumlah itu terus berkembang dari tahun ke tahun, menimbulkan kengerian dan kegetiran bagi setiap orang tua.
Jika tidak segera ditangani dengan operasi atau perangkat, gangguan tersebut akan menyebabkan kelainan permanen.


cidera otak
Cerebral Palsy (CP) adalah gangguan kontrol terhadap fungsi motorik karena kerusakan yang terjadi pada otak yang sedang berkembang. Bisa terjadi saat masih dalam kandungan (75%), saat proses kelahiran (5%) atau setelah dilahirkan (15%). Karena sebagian besar CP diperoleh saat dalam kandungan, banyak yang menganggap bahwa penyakit ini adalah penyakit turunan. Padahal CP bukanlah penyakit turunan.
Penyebab CP sampai saat ini belum diketahui, diduga terjadi karena bayi lahir prematur sehingga bagian otak belum berkembang sempurna, bayi yang lahir tidak langsung menangis sehingga otak kekurangan oksigen, atau karena adanya cacat tulang belakang dan pendarahan di otak.
CP merupakan penyakit yang didapat, artinya pada awalnya otak berfungsi normal kemudian mendapat serangan atau gangguan, entah itu berupa virus atau bakteri yang menyebabkan radang otak atau penyakit lain.

Pengelompokan Cerebral Palsy
Secara umum CP dikelompokkan dalam 4 tipe, yaitu spastic, athetoid, hypotonic, dan tipe kombinasi. Pada tipe spastic atau kaku-kaku, penderita bisa terlalu lemah atau terlalu kaku.
Tipe spastic adalah tipe yang paling sering muncul, sekitar 65% penderita CP masuk dalam tipe ini.
Athetoid ditandai oleh ketidakmampuan penderita mengontrol gerak ototnya, biasanya mereka punya gerakan atau posisi tubuh yang aneh. Kombinasinya adalah perpaduan antara spastic dan athetoid.
Sedangkan hypotonic biasa diderita anak-anak dengan gejala otot-ototnya menjadi sangat lemah sehingga seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya berkembang jadi spastic atau athetoid.
CP juga bisa berkombinasi dengan gangguan epilepsi, gangguan mental, menurunnya kemampuan belajar, penglihatan, pendengaran, maupun bicara.

Tanda dan Gejala
Tanda-tanda CP biasanya tidak terlihat pada masa kanak-kanak awal. Tanda-tanda awal meliputi:
  • Lambatnya anak melakukan kegiatan dasar, seperti mengontrol kepala, berguling, memegang benda dengan satu tangan, duduk tanpa dukungan, merangkak, atau berjalan. Masalah dan cacat yang berkaitan dengan CP berkisar dari sangat ringan sampai sangat parah. Tingkat keparahan berkaitan erat dengan tingkat kerusakan pada otak.
  • Abnormalitas otot. Otot menjadi sangat kaku (spastik) atau justru sangat lemas.
  • Abnormalitas gerakan. Ini merupakan konsekuensi logis dari otot yang tidak berfungsi dengan baik.
  • Kelainan bentuk rangka. Anak yang menderita CP pada satu sisi tubuh akan berefek pada sisi tersebut.
  • Retardasi mental. Beberapa anak dengan CP berpengaruh pada keterbelakangan mental dan dapat bersifat menetap.
  • Kejang. Sekitar sepertiga penderita CP mengalami kejang. Kejang tersebut kadang tidak tampak pada seorang penderita CP, frekuensinya pun berbeda antara satu dengan yang lain. Tanda-tanda fisik kejang mungkin sebagian tertutup oleh gerakan abnormal dari penderita.
  • Kemampuan bicara berkurang. Bicara dimampukan oleh gerakan otot-otot mulut, lidah, dan tenggorokan. Beberapa anak dengan CP tidak mampu mengontrol otot-otot dan karenanya tidak dapat berbicara dengan normal.
  • Masalah menelan. Menelan adalah fungsi yang sangat kompleks yang memerlukan interaksi yang tepat dari banyak kelompok otot. Penderita CP yang tidak mampu mengontrol otot akan memiliki masalah dalam menghisap, makan, minum, dan mengendalikan air liur mereka. Banyak kasus anak yang menderita CP tersedak hingga menyebabkan akibat yang fatal.
  • Gangguan pendengaran. Kehilangan pendengaran secara parsial akan dialami oleh penderita CP.
  • Masalah pada penglihatan. Tiga perempat orang dengan CP memiliki strabismus, yaitu lemahnya otot-otot yang mengontrol gerakan mata sehingga muncul kecenderungan rabun. Jika tidak segera ditangani, strabismus dapat menyebabkan masalah penglihatan lebih parah dari waktu ke waktu.
  • Masalah pada gigi. Orang dengan CP cenderung memiliki rongga lebih dari biasanya. Ini hasil dari kedua cacat pada enamel gigi dan kesulitan menyikat gigi.

Gejala-gejala di atas sudah bisa diketahui saat bayi berusia sekitar 3 - 6 bulan, yakni saat bayi mengalami keterlambatan perkembangan. Ciri umum dari anak dengan CP adalah perkembangan motorik yang terlambat atau justru disfungsi.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi CP pada umumnya adalah CT-Scan dan MRI untuk mengukur lingkar otak, serta melakukan tes laboratorium untuk menelusuri apakah si ibu memiliki riwayat infeksi, seperti toksoplasma atau rubella.

Dibutuhkan Terapi
Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan CP. Namun, tetap ada harapan untuk mengoptimalkan kemampuan anak dan membuatnya mandiri. Berbeda dengan cidera otak yang lain, ciri khas dari CP adalah kelainannya bersifat permanen non progresif, artinya, akan berubah ke arah perbaikan meski perkembangannya lambat.
Meski ada bagian otak yang rusak pada penderita CP, namun sel-sel yang bagus akan menggantikan sel-sel yang rusak. Untuk mengoptimalkan bagian otak yang sehat tersebut, perlu diberikan stimulasi agar otak anak berkembang baik. Stimulasi otak secara intensif bisa dilakukan melalui panca indera untuk merangsang perimbangan penyebaran dendrit, yang dikenal dengan istilah compensatory dendrite sprouting. Beberapa orangtua mengaku berhasil mengoptimalkan kemampuan anaknya dengan metode Glenn Doman.
Metode Glenn Doman untuk anak dengan cidera otak adalah berupa patterning (pola) untuk melatih gerakan kaki dan tangan, merayap, merangkak; hingga masking (menghirup oksigen) untuk melatih paru-paru agar membesar.
Sejak tahun 1998, lebih dari 1700 anak cidera otak mengalami perbaikan cukup berarti setelah melakukan terapi ini.

Bagaimana HD Menolong?
Gunakan HDI Honey Bee PollenS yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak.
Juga akan sangat efektif jika anak diberikan HDI Royal Jelly yang akan berperan dalam perbaikan sistem syaraf dan sistem hormonal nya.
HDI Bee Propolis Tablet akan meningkatkan imunitas tubuhnya, terkhusus melindunginya dari infeksi bakteri dan virus.
Untuk masalah pencernaannya tentu saja HDI Clover Honey akan berperan maksimal.

Pencegahan Semenjak Masa Kehamilan
Fase terpenting pencegahan agar anak terhindar dari Cerebral Palsy adalah pada fase kehamilan.
Banyak nutrisi yang harus dikonsumsi oleh seorang ibu hamil, yang utama adalah makanan yang mengandung asam amino dan omega-3. Dua senyawa tersebut penting untuk perkembangan otak anak selama dalam kandungan.
Karena itu seorang ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengonsumsi  HDI Royal Jelly karena kandungan kolin-asetikolin yang memegang peranan penting dalam pembentukan otak. Selain itu dalam Royale Jelly juga kaya akan vitamin B Kompleks yang di dalamnya terdapat asam pantotenat yang berguna untuk meredakan stress dan mengurangi ketegangan pada syaraf.

Pencegahan prenatal juga dapat dilakukan sang ibu dengan menjaga diri agar terhindar dari paparan virus dan bakteri. Menjaga kebersihan diri serta lingkungan secara ekstra mutlak dilakukan. Minimalkan kontak langsung dengan hewan peliharaan, terutama burung berparuh bengkok, anjing, kucing, dan kera.

***
info dan pemesanan, silahkan menghubungi:
icha
WA / HP 085267504271

0 Response to "Cerebral Palsy"

Posting Komentar

Harap memberikan komentar yang relevan dengan post, bukan spam, dan tidak menggunakan kata-kata kasar atau menyinggung SARA.
Terimakasih.